Kawasan Mangrove Indonesia itu cukup unik. Kalau kamu baca-baca literatur tentang mangrove, setidaknya kamu akan menemukan bahwa Indonesia adalah salah satu lumbung mangrove dunia. Indonesia memiliki kawasan Mangrove terluas dan terbaik.
Bagi traveler penyuka mangrove, ini bukan informasi baru. Biasanya mereka sangat paham dengan hal ini. Hanya, bagi traveler mangrove mania pemula, sekadar suka pada kawasan mangrove karena bosan ke pantai atau gunung, maka inilah 7 hal yang harus dipahami dan dilakukan saat melakukan traveling ke Kawasan Mangrove.
1. Bawalah obat-obatan khusus perjalanan ke kawasan mangrove
Selalu bawa obat anti serangga, sebaiknya yang oles. Jika ada penduduk menawarkan penginapan di rumah mereka, maka bila ada mintalah kelambu. Sebagaimana kamu tahu, kawasan mangrove adalah kawasan gambut, semacam payau yang merupakan tempat indah dan pas bagi nyamuk berkembang biak. Bawa juga antimo atau obat anti mabuk lainnya bila anda mudah mengalami mabuk perjalanan karena goncangan. Umumnya kawasan Mangrove berada di kawasan pesisir yang jauh dari ibukota Kabupaten apalagi Provinsi (kecuali Mangrove Muara Angke Pantai Indah Kapuk yang deket banget di Jakarta) yang harus ditempuh dengan perjalanan air 2-3 jam perjalanan air yang harus ditempuh dengan kendaraan air semacam speedboat dimana anda akan merasakan sensasi guncangan speed boat yang dahsyat dan asyik.
2. Bawa buku dan kamera, handycam
Sebab traveling ke kawasan mangrove adalah sebuah adventure yang perlu dicatat dan didokumentasikan. Entah untuk dirimu sendiri atau untuk siapa saja yang nanti membutuhkan. HP, kalau mau bawa saja, siapa tahu ada sinyal. Di Taman Nasional Sembilang, sinyal timbul dan tengelam.
3. Jadilah penjaga dan pelestari mangrove
Saat berada disana, hakekatkan dirimu bukan sekadar foto-foto saat di speedboat atau selfie saat sunset tiba, kamu juga harus melakukan penanaman kembali (Replanting) bila menemukan banyak pohon rusak dan tumbang. Mudah saja, ambil tanaman mangrove baru bertunas yang biasanya tumbuh sembarangan di bawah gerombolan pohon mangrove, pindahkan dan tanam di lahan yang agak kosong karena banyak tanaman yang mati atau tanamkan biji mangrove entah bakau atau jenis api-api yang bijinya seperti tonggak panjang.
4. Ikutlah menjadi duta pengelolaan pembuangan sampah
Bila bertemu kampung di sekitar kawasan lindung, perhatikanlah bagaimana pembuangan sampah mereka. Jangan ikut-ikutan buang sampah sembarangan, kamu harus jadi jadi contoh, memberi penyuluhan pengelolaan sampah bila memungkinkan.
Saya sudah beberapa kali ke melihat perkampungan penduduk di sekitar kawasan mangrove baik di Sumatera Selatan Provinsi seperti kawasan mangrove di Makarti Jaya, Banyuasin II, Sungsang dan Taman Nasional Sembilang, juga di luar Sumsel yaitu ke Kuala Enok, Riau, rata-rata penduduk sekitar adalah pendatang yang tidak punya pemahaman cukup tentang kebersihan lingkungan, apalagi kelestarian mangrove. Sampah rumah tangga, biasanya mereka buang begitu saja di bawah rumah yang mereka yakini akan membantu memadatkan tanah pekarangan mereka. Alhasil, ketika air laut pasang maka sebagian sampah-sampah itu, dari bungkus mie instan sampai plastik pengharum cucian akan mengalir sampai jauh. Saya menemukan sampah-sampah plastik itu tersangkut di pohon pedada di kawasan lindung.
5. Prioritaskan kawasan mangrove sekitarmu
Tak perlu kawasan mangrove luar daerah atau luar negeri, utamakan kawasan mangrove di daerahmu sendiri. Sebab traveling ke kewasan mangrove sekaligus adalah penyelamatan kelestarian mangrove. Ketika kamu berada di kawasan mangrove dan kamu melihat langsung kondisinya, maka pasti akan menghasilkan tindak lanjut perbaikan, baik oleh kamu sendiri saat berada disana atau oleh pemerintah daerah setempat jika anda membuat tulisan/laporan traveling anda ke stakeholder terkait atau pemerintah daerah.
6. Jangan lupa urus surat izin
Karena kawasan Mangrove biasanya ada di kawasan lindung yang berada dalam pengawasan dan tanggung jawab sebuah istansi, maka kamu harus lebih dulu mengusur surat izin memasuki kawasan konservasi. Saat saya dan tim teman-teman melakukan traveling ke kawasan mangrove di Taman Nasional Sembilang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dimana saya berada, kami mengurus surat izin tersebut ke kantor Taman Nasional Sembilang yang berada di Jalan Talang Jambe, arah ke Bandara SMB II di Palembang.
7. Jangan berangkat sendirian, lakukan dengan tim
Selain karena biaya ke kawasan mangrove itu besar (karena lokasi jauh yang harus ditempuh dengan speedboat dan tidak dilalui trayek angkutan speedboat sehingga harus carter atau sewa) yang akan lebih ringan jika iuran dengan tim. Akan lebih aman berangkat rombongan, apalagi ada pendamping dari pengawas kawasan Mangrove tersebut. Bayangkan bila tanpa sengaja kamu bertemu buaya, bahaya kan kalau sendirian.
Demikian 7 hal yang harus dilakukan saat traveling ke kawasan mangrove. Mangrove itu keren, unik dan spesial, juga sedang mengalami kerusakan sehingga butuh perhatian tentang pelestarian dan konservasinya. Dolaners, ayo traveling ke kawasan mangrove di sekitarmu!